Mengenal Abses atau Bisul: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya
Tekno & SainsNewsHot
Redaktur: Redaksi

dr. Andi Mulyawan, Sp.B, Spesialis Bedah Umum Eka Hospital Depok

Bogor, tvrijakartanews - Abses atau bisul adalah kondisi medis yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Penyakit ini ditandai dengan terbentuknya kantung berisi nanah akibat infeksi bakteri. Meskipun kerap dianggap sebagai masalah ringan, abses atau bisul yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan komplikasi serius. Kondisi ini biasanya terasa nyeri, hangat saat disentuh, dan kemerahan di area sekitarnya.

Menurut dr. Andi Mulyawan, Sp.B, Spesialis Bedah Umum Eka Hospital Depok, bisul atau abses terjadi karena infeksi bakteri, terutama Staphylococcus aureus. Bakteri ini biasanya masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka, lecet, atau karena kebersihan kulit yang kurang terjaga. "Bisul adalah salah satu bentuk abses yang terbentuk di bawah kulit, tetapi abses juga bisa terjadi di organ dalam tubuh seperti hati, paru, atau otak," kata dr. Andi.

Selain itu, abses bisa juga disebabkan oleh beberapa faktor lain seperti pencabutan atau pencukuran bulu yang tidak bersih, gangguan pada sistem imun, atau penyumbatan pada kelenjar minyak atau keringat. Penyakit penyerta, seperti diabetes, juga dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan abses atau bisul. "Bisa juga karena kebersihan kulit yang buruk, pencabutan atau pencukuran bulu yang kurang bersih, gangguan imun, penyumbatan kelenjar minyak atau keringat. Bisa juga karena penyakit penyerta seperti diabetes," jelas dr. Andi.

Ciri-ciri abses atau bisul sangat mudah dikenali. Biasanya, bisul muncul sebagai benjolan merah yang semakin membesar, disertai rasa nyeri saat disentuh dan terasa hangat. "Ciri-ciri abses atau bisul itu benjolan merah yang membesar, nyeri saat disentuh, terasa hangat, muncul titik putih di tengah (nanah) dan juga bisa disertai demam bila infeksi berat," tuturnya. Jika infeksi semakin parah, bisul bisa disertai dengan demam.

Namun, meskipun bisul terlihat seperti masalah kulit yang sederhana, penting untuk diingat bahwa memencet atau memecahkan bisul sendiri bisa memperburuk kondisi. "Memencet atau memecahkan bisul sendiri dapat memperparah infeksi, menyebarkan bakteri ke jaringan sekitarnya, atau bahkan masuk ke aliran darah," sambung dr. Andi. Untuk penanganan pertama di rumah, dr. Andi menyarankan agar bisul dikompres dengan air hangat. Kompres hangat ini dapat membantu mengumpulkan nanah dan mempercepat proses pemecahan bisul secara alami.

Namun, jika bisul tidak sembuh dalam waktu 5-7 hari atau jika infeksi semakin parah, segera konsultasikan dengan dokter. "Kalau abses atau bisul tidak membaik dalam 5-7 hari, muncul lebih dari satu bisul (furunkulosis), muncul demam, ukuran membesar dan sangat nyeri serta muncul di area sensitif (wajah, selangkangan, payudara, anus) lebih baik pergi ke dokter," ujar dr. Andi.

Selain itu, untuk mencegah abses atau bisul datang kembali, menjaga kebersihan tubuh secara rutin sangat penting. Hindari mencukur bulu terlalu dalam di area sensitif, kenakan pakaian longgar yang dapat menyerap keringat dengan baik, dan hindari berbagi handuk atau pakaian dengan orang lain. Bagi penderita diabetes, penting untuk selalu mengontrol kadar gula darah agar tidak memperburuk kondisi kulit dan tubuh secara keseluruhan.

Abses atau bisul mungkin merupakan masalah yang cukup sering ditemui, tetapi dengan penanganan yang tepat, komplikasi serius dapat dihindari. Jika Anda mengalami bisul yang tidak kunjung sembuh atau semakin membesar, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.